Selasa, 14 April 2009

Sejarah PON


Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, dalam bulan Januari 1947, bertempat di Balai Pertemuan Hadipraja Solo(Surakarta) berkumpullah para pemimpin olahraga dari seluruh wilayah Republik Indonesia dalam Usaha menentukan langkah-langkah yang harus diambil untuk menggerakkan olahraga secara teratur.

Pertemuan tersebut terkenal sebagai Kongres olahraga pertama yang diselenggarakan dalam Negara Republik Indonesia Merdeka. Kongres tersebut dipimpin oleh almarhum dr.Abdul Rachman Saleh, salah seorang tokoh olahraga terkemuka. Kongres ini telah melahirkan dua organisasi dengan nama satu Persatuan Olahraga Republik Indonesia disingkat dengan PORi. Dengan didirikannya PORI tadi, maka Republik Indonesia adalah telah memiliki suatu organisasi olahraga tingkat nasional, sedang organisasi olahraga bernama Geerakan olahraga disingkat Gelora yang dipimpin oleh Sri Paku Alam VIII, telah meleburkan diri dengan PORI tersebut.

Tujuan PORI kecuali memperatukan gerakan-gerakan keolahragaan di Tanah Air adalah juga sebagai organisasi untuk memperkuat kesatuan bangsa guna mempertahankan Negara Republik Indonesia yang telah diproklamirkan tanggal 17 Agutus 1945.

Dalam Rangka keinginan untuk ikut serta daam Olympic Games XIV Di London, yang diselenggarakan dalam tahun 1948, maka dipandang perlu adanya suatu organisasi khusus yang mendapat tugas menyelenggarakan hubungan dengan Komite Olimpiade Internasional dan yang memenuhi ketentuan-ketentuan Komite Olimpiade Internasional tersebut. Dan unuk itu dibentuklah organisasi Olahraga organisasi Olahraga Kedua yang bernama Komite Olimpiade Republik Indonesia yang berkedudukan di yogyakarta dan diketuai oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang merupakan organisasi keolahragaan yang memenuhi ketentuan dimaksud.

Dengan demikian terdapatlah dua organisasi yang mengurus /membina keolahragaan di Indonesia pada masa itu,yaitu:

  1. Persatuan Olahraga Republik Indonesia Disingkat PORI yang mendapat tugas khusus menyelenggarakan kegiatan-kegiatan olahraga dalam negeri.
  2. Komite Olimpiade Republik Indonesia disingkat KORI yang mendapat tugas menyelenggarakn hubungan dengan Komite Olimpiade Internasional Dan Federasi-Federasi olahraga Internasional lainnya.

Untuk mewujudkan keinginan guna ikut serta dalam Olympic Games XIV diLondon tersebut.KORI mengadakan persiapan-persiapan yang menyusun delegasinya. Namun karena adanya serbuan tentara Belanda ke wilayah Republik ndonesia yang dikenal dengan nama Agresi Belanda I, maka semua potensi dikerahkan untuk menghadapi serbuan Belanda tersebut hingga semua soal-soal keolahragaan khususnya persiapan untuk mengikuti Olmpiade XIV terpaksa tidak dapat dilaksanakan sebagai mana mestinya . Baru setelah adanya persetujuan Renville pada tanggal 13 Januari 1948, kegiatan-kegiatan keolahragaan itu dapat dihidupkan kembali.

Akan tetapi karena persiapan untuk memilih atlit-atlit tidak dapat dilakukan berhubung waktunya yang sangat sempit serta pula adanya macam-macam kesulitan lainnya, maka cita-cita untuk ikut dalam olimpiade XIV di London tidak dapat diwujudkan.

Atas dasar inilah, timbul gagasan ntuk menghidupkan kembali Pekan olah raga yang dilakukan oleh ISI (ikatan sport indonesia)pada tahun 1938 di Solo. Insyaf akan pentingnya olahraga untuk perjuangan dan pembangunan negara , maka pekan Olahraga yang akan dihidupkan kembali itu harus didasarkan kepada tujuan yang luas , yaitu bukan saja untuk meningkatkan prestasi olahraga, tetapi juga dimaksudkan untuk kepentingan politik baik ke dalam maupun ke luar negeri. Ke dalam negeri dimaksudkan ntuk membina integrasi bangsa, sedang ke luar negeri digunakan untuk mewujudkan bahwa bangsa Indonesia mampu meakukan suatu pekerjaan besar di tengah-tengah kesulitan negara akibat rongrongan kaum penjajah Belanda pada waktu itu , yang penyelenggaraannya dengan menggunakan seluruh potensi masyarakat. Dan dengan kesepakatan bersama dari para olahragawan Indonesia maka penylenggaraan PON akan dilaksanakan dimaksudkan untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa melalui sarana olahraga, dengan konep dasar sebagaimana telah ada yaitu adanya 1)Pembukaan; 2)Penyelenggaraan Pertandingan; dan Perlombaan serta 3)Penutupan.


Persiapan-persiapan

Untuk dapat mewujudkan terselenggarannya Pekan Olahraga Nasional yang telah dicita-citakan itu, maka Pengurus Besar PORI mengirimkan delegasi ke Pemerintah Pusat yang pada waktu itu berkedudukan di Yogyakarta. Delegasi bermaksud meminta izin serta bantuan dari Pemerintah agar Pekan Olahraga Nasional tersebut yang akan dilaksanakan di Solo. Untuk memenuhi tugas tersebut, Pengurus PORI membentuk panitia yang tersusun sebagai berikut:


Ketua :P.Surjo Hamidjo
Wakil Ketua :Mr.Alwi
Penulis :Ali marsaban

Berita - Berita Seputar PON XVII

Perolehan Medali dari PON I sampai PON XV
Sejarah PON
Kriket, berawal dari Inggris
Congklak, beda nama satu permainan
Benteng, olahraga tradisional yang mulai hilang
Galah Asin, olahraga asli dari Indonesia
Jatim memimpin sementara perolehan emas
Tuan rumah sementara memimpin perolehan medali emas
Aeromodeling, hari ini dimulai pertandingan
Satu emas Tim DKI pada cabor Bridge
Tiga emas pertama catur diraih Tim Jabar
Mengapa PON I diselenggarakan di Solo?
Sekilas Balap Sepeda
Dari Tote ke Karate
MEDALI, dari PON ke PON
Anggar dari Etimologi Kata
Sekilas Sejarah Atletik
Sepak Takraw Sebagai Olahraga Campuran
Sekilas Kano
Gulat
Bridge
Pencak Silat, seni bela diri asal Melayu
Arti Istilah Catur
Asal Usul Renang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar